NETSeminar:
Merancang dan Memelihara Jaringan Distribusi Barang
Yang Tangguh Dan Efisien Di Indonesia
1-5 September 1998


SEKAPUR SIRIH DARI PANITIA

LOGISTIK. Inilah kata yang menggambarkan aktivitas-aktivitas yang begitu vital bagi kehidupan manusia, namun sering lepas dari perhatian banyak orang. Pada saat kita melihat produk-produk berupa makanan, pakaian,  peralatan rumah tangga, koran, buku bacaan, dan sebagainya, perhatian kita dengan mudah mengacu pada produsen barang-barang tersebut yang mungkin letaknya sangat jauh dari tempat kita menggunakannya.

Namun sering kali kita tidak punya cukup wawasan untuk memahami betapa rumit dan kompleksnya sistem yang telah menghantarkan barang-barang tersebut dari sumbernya ke tempat tujuan dimana barang tersebut digunakan oleh pemakai akhir. Sistem ini bekerja sungguh aktif dan teratur, tiada henti menembus dimensi waktu dan geografis.

PROSES logistik memang telah dimulai sejak manusia ada. Namun dengan kompleksitas yang semakin tinggi, usaha-usaha untuk menyempurnakan kegiatan logistik juga berlangsung tanpa henti. Di jaman modern dimana produsen menghadapi persaingan bisnis yang dahsyat, aspek logistik telah berevolusi menjadi fungsi strategis yang menjadi salah satu unsur keunggulan kompetitif perusahaan.

Implementasi apa yang dinamakan 'best practices' pada bidang logistik saat ini merupakan area yang paling penting dan penuh tantangan, bukan hanya pada industri manufaktur yang berkepentingan menjual produknya, namun juga berbagai organisasi seperti rumah sakit, supermarket, apotik, hotel, dan lain-lain yang tidak pernah bisa beroperasi tanpa aliran barang dan informasi. Bahkan untuk  mengakomodasikan fungsinya yang semakin strategis dan integratif, istilah logistik sekarang lumrah disebut sebagai SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.

BANYAK pihak yang terkait dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda  terhadap sistem logistik. Produsen barang berkepentingan agar produknya  terjual dengan harga yang wajar sehingga bisa memelihara kelangsungan  hidup perusahaannya. Masyarakat pemakai akhir berkepentingan untuk mendapatkan barang-barang dengan mudah pada tingkat harga yang wajar.

Perusahaan-perusahaan distributor, mulai dari pemilik gudang, usaha jasa transportasi, penyedia sistem informasi, penyalur, pengecer, dan lain-lain berkepentingan agar usahanya lancar. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terbayangkan jumlah transaksi, negosiasi, pertukaran informasi, dan sebagainya yang terjadi antara pihak-pihak tersebut guna terpeliharanya sistem logistik yang baik.

SEBERAPA pentingkah sistem logistik ini bagi berbagai pihak? Pada  aspek-aspek non ekonomis, hal ini tidak mudah diukur. Namun gambaran situasi di Indonesia akhir-akhir ini cukup menyadarkan kita semua bahwa sistem logistik yang kurang rapi memiliki 'multiplier effect' pada aspek-aspek non ekonomi yang cukup sensitif bagi kehidupan masyarakat.

Minyak goreng yang tiba-tiba menjadi Rp. 6000,- per liter bukanlah satu-satunya harga yang harus dibayar oleh masyarakat akibat tidak berjalannya fungsi logistik produk ini secara wajar. Harga mahal juga harus dibayar berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial dan ketentraman hidup masyarakat. Hal ini menjelaskan bahwa penguasa juga memiliki kepentingan terhadap terpeliharanya sistem logistik yang rapi dan lancar.

BESARNYA biaya logistik juga menggambarkan tingkat kepentingannya. Pada  tingkat makro, biaya logistik bisa berkisar antara 10 - 20% dari Gross Domestic Product (GDP) suatu negara. Hal ini memberikan indikasi bahwa program-program efisiensi pada sistem logistik sangatlah vital.

PROGRAM-program efisiensi akan berlangsung baik apabila tersedia sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang  praktek-praktek logistik yang baik.
Oleh karenanya pendidikan untuk menciptakan kader-kader yang memahami operasi logistik adalah agenda penting yang harus dicanangkan oleh organisasi-organisasi yang aktivitasnya terkait dengan urusan logistik. Tantangan bagi Indonesia lebih besar karena jumlah penduduknya yang banyak dan struktur geografisnya yang luas dan berbentuk kepulauan.

DI BERBAGAI negara maju praktek-praktek logistik maupun penyiapan sumber daya manusianya berlangsung cukup aktif. Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan metode-metode yang canggih untuk mengatur arus barang dan informasi yang mereka kelola. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sangat banyak membantu dalam menciptakan dan memelihara sistem logistik yang rapi dan efisien. Di sisi lain, ilmu-ilmu logistik banyak dikembangkan melalui penelitian-penelitian di perguruan tinggi serta pengembangan perangkat lunak oleh para konsultan logistik. Tidak sedikit perguruan tinggi yang memiliki pusat-pusat penelitian khusus tentang logistik.

Sebutlah sebagai contoh The Logistic Institute yang dimiliki oleh School of Industrial and Systems Engineering, Georgia Institute of Technology dan The Global Supply Chain Management Forum yang merupakan program kemitraan antara Industri, School of Engineering, dan Graduate School of Business di Stanford University.

PENYELENGGARAAN NETSeminar ini memberikan terobosan bukan saja sebagai pionir pemanfaatan teknologi informasi untuk bertukar informasi dan pengetahuan, namun juga sebagai wahana untuk memulai era baru dimana kita akan menaruh apresiasi besar terhadap sistem logistik yang tangguh dan efisien di Indonesia.

Walaupun NETSeminar ini diselenggarakan pada situasi dimana sistem distribusi beberapa produk di Indonesia mengalami gangguan, namun tidaklah berarti PANITIA bertujuan untuk mencari solusi jangka pendek terhadap persoalan tersebut. Itikad kami lebih berorientasi pada persoalan fundamental dan jangka panjang, yakni menciptakan kesadaran bahwa kita memiliki kepentingan besar terhadap terpeliharanya sistem distribusi yang tangguh dan efisien di Indonesia.

Ini adalah awal kami sebagai masyarakat akademis untuk mengkampanyekan perlunya kita menciptakan banyak insan-insan Indonesia yang memiliki kepedulian, pengetahuan, wawasan, dan kemampuan dalam mengelola sistem logistik yang didasari atas kaidah-kaidah akademis dan profesional.

MENCIPTAKAN sistem distribusi yang tangguh dan efisien memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak sulit bagi kita untuk menyadari bahwa sistem ini begitu rumit dan terintegrasi dengan banyak aspek. Proses pemeliharaan dan perbaikan sistem yang rumit senantiasa memerlukan kajian  yang matang. Pola 'trial and error', walaupun kadang-kadang berhasil, tidak jarang justru menimbulkan distorsi dan kemunduran.

Mudah-mudahan dengan NETSeminar ini banyak pihak yang mulai melakukan kajian-kajian sistematis terhadap pengelolaan sistem distribusi di Indonesia, baik pada tingkat mikro untuk individual perusahaan maupun pada skala makro yang  akan menghasilkan kebijakan-kebijakan nasional.

KAMI mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang  telah membantu dan berpartisipasi dalam menyukseskan penyelenggaraan NETSeminar ini. Ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada:

PANITIA juga tidak lupa mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan dalam penyelenggaraan NETSeminar ini. Kegiatan ini baru pertama kali yang dilaksanakan oleh FORUM TI-ITS laksanakan dan dengan memanfaatkan sisa-sisa waktu belajar dan bekerja, sehingga akan banyak kekurangan yang tidak bisa kami hindari.

PANITIA berharap penyelenggaraan NETSeminar yang diadakan oleh FORUM TI-ITS ini dapat menjadi  bentuk alternatif penyelenggaraan seminar yang memanfaatkan jaringan internet di kemudian hari.

Demikian SEKAPUR SIRIH dari kami, semoga NETSeminar ini ada manfaatnya.
 

SELAMAT BERSEMINAR.

PANITIA